- Ibrahim Ali Terima Anugerah Dwija Praja Nugraha 2025 atas Komitmen Pendidikan di Tana Tidung
- OJK Ingatkan Anak Muda Bijak Menggunakan Produk Keuangan Digital dan Kripto
- PLN Kerahkan 500 Petugas Pulihkan Listrik Aceh Pascabencana Banjir dan Longsor
- Produksi Beras Nunukan 2025 Diproyeksikan Turun 12 Persen, Puncak Panen Bergeser
- Pelunasan Haji 2026 Baru 0,95 Persen, BSI Catat Pelunasan Tertinggi
- APBD Bulungan 2026 Turun 13,33 Persen, Pemkab Prioritaskan Pendidikan dan Kesehatan
- Dampak Awal Bencana terhadap Ekonomi di Sumatera
- Perekonomian Kalimantan Utara tahun 2025 menunjukkan tren positif
- DPRD Kaltara Desak Perbaikan Lampu Lalu Lintas untuk Cegah Kecelakaan
- Pengajuan Surat Izin Praktek Perawat Mendominasi di Tarakan
Utang Luar Negeri Indonesia Turun Kuartal III 2025, BI: Struktur Tetap Sehat dan Terkendali

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi USD424,4 miliar atau sekitar Rp7.100 triliun (kurs Rp16.730/USD) pada kuartal III 2025. Angka ini lebih rendah dibanding kuartal II 2025 yang mencapai USD432,3 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa secara tahunan ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,6 persen year-on-year (yoy), berbalik arah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 6,4 persen yoy.
“Penurunan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik serta kontraksi pada ULN sektor swasta,” jelas Denny, Senin (17/11/2025).
Baca Lainnya :
- Evaluasi Total Drainase Sebatik, DPRD Nunukan Minta Master Plan Penanganan Banjir0
- Operasi Zebra 2025 Dimulai di Tarakan: Ini 8 Pelanggaran yang Jadi Sasaran Polisi0
- BNI Shopping Race 2025 Tahap 3 Digelar di 13 Kota, Dorong Literasi dan Transaksi Digital0
- Ekonomi Syariah Jadi Motor Pertumbuhan Baru RPJMN 2025–20290
- Dampak Positif dan Negatif Penempatan Dana Rp200 Triliun ke Himbara Menurut BI0
ULN Pemerintah Melambat Akibat Minimnya Modal Asing di SBN
Pada kuartal III 2025, ULN pemerintah tercatat USD210,1 miliar, tumbuh 2,9 persen yoy—melambat signifikan dibanding kuartal II 2025 yang tumbuh 10 persen.
Denny menuturkan perlambatan tersebut terjadi akibat kontraksi aliran modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Ia menegaskan bahwa ULN pemerintah tetap dikelola secara cermat dan diarahkan untuk mendukung program prioritas APBN, terutama sektor-sektor strategis seperti:
-
layanan kesehatan dan kegiatan sosial (23,1%)
-
administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial (20,7%)
-
pendidikan (17%)
-
konstruksi (10,7%)
-
transportasi & pergudangan (8,2%)
-
jasa keuangan & asuransi (7,5%)
“Hampir seluruh ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, dengan porsi 99,9 persen,” tegasnya.
ULN Swasta Turun, Kontraksi Makin Dalam
Sementara itu, ULN swasta juga mencatat penurunan ke USD191,3 miliar dibanding kuartal II 2025 sebesar USD193,9 miliar.
Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,9 persen yoy—lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang minus 0,2 persen.
Penurunan ini dipicu oleh:
-
kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 3 persen yoy
-
kontraksi perusahaan non-keuangan sebesar 1,7 persen yoy
Sektor penyumbang terbesar ULN swasta meliputi:
-
industri pengolahan
-
jasa keuangan dan asuransi
-
pengadaan listrik dan gas
-
pertambangan dan penggalian
Total kontribusi keempat sektor tersebut mencapai 81 persen dari keseluruhan ULN swasta.
Rasio ULN terhadap PDB Menurun, Struktur Tetap Sehat
BI memastikan struktur ULN Indonesia tetap dalam kategori sehat. Hal ini terlihat dari:
-
rasio ULN terhadap PDB menurun menjadi 29,5 persen, dari 30,4 persen pada kuartal II 2025
-
86,1 persen ULN merupakan utang jangka panjang, sehingga risikonya lebih terkendali
BI dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dan memastikan pemanfaatannya tetap produktif serta aman bagi stabilitas ekonomi.
“ULN akan terus dioptimalkan untuk pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dengan tetap memitigasi berbagai risiko,” kata Denny.











