Utang Luar Negeri Indonesia Turun Kuartal III 2025, BI: Struktur Tetap Sehat dan Terkendali

By SWZ Digital 17 Nov 2025, 15:14:31 WITA Ekonomi
Utang Luar Negeri Indonesia Turun Kuartal III 2025, BI: Struktur Tetap Sehat dan Terkendali

JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun menjadi USD424,4 miliar atau sekitar Rp7.100 triliun (kurs Rp16.730/USD) pada kuartal III 2025. Angka ini lebih rendah dibanding kuartal II 2025 yang mencapai USD432,3 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa secara tahunan ULN Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,6 persen year-on-year (yoy), berbalik arah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 6,4 persen yoy.

“Penurunan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik serta kontraksi pada ULN sektor swasta,” jelas Denny, Senin (17/11/2025).

Baca Lainnya :

ULN Pemerintah Melambat Akibat Minimnya Modal Asing di SBN

Pada kuartal III 2025, ULN pemerintah tercatat USD210,1 miliar, tumbuh 2,9 persen yoy—melambat signifikan dibanding kuartal II 2025 yang tumbuh 10 persen.

Denny menuturkan perlambatan tersebut terjadi akibat kontraksi aliran modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Ia menegaskan bahwa ULN pemerintah tetap dikelola secara cermat dan diarahkan untuk mendukung program prioritas APBN, terutama sektor-sektor strategis seperti:

  • layanan kesehatan dan kegiatan sosial (23,1%)

  • administrasi pemerintah, pertahanan, jaminan sosial (20,7%)

  • pendidikan (17%)

  • konstruksi (10,7%)

  • transportasi & pergudangan (8,2%)

  • jasa keuangan & asuransi (7,5%)

“Hampir seluruh ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, dengan porsi 99,9 persen,” tegasnya.

ULN Swasta Turun, Kontraksi Makin Dalam

Sementara itu, ULN swasta juga mencatat penurunan ke USD191,3 miliar dibanding kuartal II 2025 sebesar USD193,9 miliar.

Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,9 persen yoy—lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang minus 0,2 persen.

Penurunan ini dipicu oleh:

  • kontraksi ULN lembaga keuangan sebesar 3 persen yoy

  • kontraksi perusahaan non-keuangan sebesar 1,7 persen yoy

Sektor penyumbang terbesar ULN swasta meliputi:

  • industri pengolahan

  • jasa keuangan dan asuransi

  • pengadaan listrik dan gas

  • pertambangan dan penggalian

Total kontribusi keempat sektor tersebut mencapai 81 persen dari keseluruhan ULN swasta.

Rasio ULN terhadap PDB Menurun, Struktur Tetap Sehat

BI memastikan struktur ULN Indonesia tetap dalam kategori sehat. Hal ini terlihat dari:

  • rasio ULN terhadap PDB menurun menjadi 29,5 persen, dari 30,4 persen pada kuartal II 2025

  • 86,1 persen ULN merupakan utang jangka panjang, sehingga risikonya lebih terkendali

BI dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dan memastikan pemanfaatannya tetap produktif serta aman bagi stabilitas ekonomi.

“ULN akan terus dioptimalkan untuk pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dengan tetap memitigasi berbagai risiko,” kata Denny.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Loading....


Kanan - Program Pemagangan

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.