- Job Fair Bulungan 2025: PT Kalimantan Aluminium Industry Buka Lowongan Kerja Gelombang 1
- Ribuan Barang Selundupan Dimusnahkan, Bea Cukai Nunukan Cegah Kerugian Negara Ratusan Juta Rupiah
- Optimalisasi Pajak Daerah, Pemprov Kaltara Pacu Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota
- Panen 27 Kilogram Tomat, Lapas Nunukan Jadi Contoh Ketahanan Pangan Berbasis Pembinaan
- Stabilkan Pasokan Energi, PLN dan Kayan LNG Operasikan Fasilitas Regasifikasi di Tarakan
- Dana HUT Dialihkan, Pemkab Nunukan Salurkan Bantuan Sosial Rp2,4 Miliar
- Pemkab Bulungan Jadikan Masukan Publik sebagai Arah Perbaikan Kebijakan Daerah
- Tingkat Kemiskinan Bulungan Turun Jadi 8,76 Persen, Bupati: Tantangan Belum Selesai
- Dukung Ekonomi Berkeadilan, Bulungan Tetapkan UMKM Inklusif Ramah Disabilitas (BIRD)
- Tak Sekadar Penerangan, Kaltara Terang Hidupkan UMKM di Desa Linsayun
Kaltara Catat Deflasi 0,01 Persen di September 2025,
Penurunan harga sejumlah komoditas pangan hingga transportasi udara dorong stabilitas harga di Kalimantan Utara

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) merilis data terbaru mengenai perkembangan harga pada September 2025. Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Kaltara mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, menjelaskan bahwa turunnya harga beberapa komoditas pangan menjadi faktor dominan dalam deflasi kali ini. Cabai rawit tercatat sebagai salah satu penyumbang terbesar dengan andil 0,03 persen.
“Selain cabai rawit, terdapat juga bawang merah dan ikan layang masing-masing menyumbang 0,07 persen, tomat 0,03 persen, serta angkutan udara 0,05 persen. Komoditas inilah yang paling memengaruhi pergerakan harga di September,” terangnya, Rabu (1/10/2025).
Baca Lainnya :
- Ekspor Perikanan Kaltara Naik Pesat, Udang dan Kepiting Jadi Andalan Pasar Ekspor0
- Rupiah Anjlok, Harga Sembako Nunukan Terkerek Naik0
- APBD 2025, Pemprov Kaltara Percepat Belanja Modal0
- Hadiah HUT Bulungan, Denda PBB Resmi Dihapus Mulai 1 Oktober 20250
- IHSG Sepekan Naik 0,60 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Sentuh Rp14.888 Triliun0
Di sisi lain, BPS mencatat adanya inflasi dari kelompok komoditas tertentu. Emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar dengan andil 0,09 persen, disusul daging ayam ras, air minum dalam kemasan, serta sayuran hijau seperti sawi dan bayam.
Mas’ud menambahkan, bila ditinjau berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi terbesar terjadi pada transportasi dengan penurunan 0,39 persen. Sebaliknya, inflasi tertinggi muncul pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lain akibat naiknya harga emas.
Menurutnya, tren inflasi dan deflasi di bulan September cukup konsisten dalam tiga tahun terakhir. “Pola ini terlihat stabil, di mana September biasanya menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding bulan lain,” pungkasnya.