- Job Fair Bulungan 2025: PT Kalimantan Aluminium Industry Buka Lowongan Kerja Gelombang 1
- Ribuan Barang Selundupan Dimusnahkan, Bea Cukai Nunukan Cegah Kerugian Negara Ratusan Juta Rupiah
- Optimalisasi Pajak Daerah, Pemprov Kaltara Pacu Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota
- Panen 27 Kilogram Tomat, Lapas Nunukan Jadi Contoh Ketahanan Pangan Berbasis Pembinaan
- Stabilkan Pasokan Energi, PLN dan Kayan LNG Operasikan Fasilitas Regasifikasi di Tarakan
- Dana HUT Dialihkan, Pemkab Nunukan Salurkan Bantuan Sosial Rp2,4 Miliar
- Pemkab Bulungan Jadikan Masukan Publik sebagai Arah Perbaikan Kebijakan Daerah
- Tingkat Kemiskinan Bulungan Turun Jadi 8,76 Persen, Bupati: Tantangan Belum Selesai
- Dukung Ekonomi Berkeadilan, Bulungan Tetapkan UMKM Inklusif Ramah Disabilitas (BIRD)
- Tak Sekadar Penerangan, Kaltara Terang Hidupkan UMKM di Desa Linsayun
Rupiah Anjlok, Harga Sembako Nunukan Terkerek Naik
Ketergantungan pada Pasokan Malaysia Membuat Warga Perbatasan Kian Terhimpit

NUNUKAN – Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap ringgit Malaysia hingga menembus Rp4.000 per ringgit kembali memberi dampak nyata bagi masyarakat perbatasan, khususnya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Harga kebutuhan pokok yang sebagian besar masih bergantung pasokan dari Malaysia langsung melonjak.
Kenaikan harga mencakup sejumlah kebutuhan pokok, mulai dari beras, gula, ikan hingga produk makanan dan minuman kemasan. Kondisi ini membuat daya beli masyarakat semakin tertekan.
“Biasanya gejolak harga terasa sehari atau dua hari setelah ringgit naik. Misalnya ikan dan gula, mayoritas pasokannya dari Malaysia. Jadi begitu ringgit tinggi, harga barang juga otomatis terkerek,” jelas Abdul Rahman, Pejabat Fungsional Perdagangan di DKUMKMPP Nunukan, Senin (29/9/2025).
Baca Lainnya :
- APBD 2025, Pemprov Kaltara Percepat Belanja Modal0
- Hadiah HUT Bulungan, Denda PBB Resmi Dihapus Mulai 1 Oktober 20250
- IHSG Sepekan Naik 0,60 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Sentuh Rp14.888 Triliun0
- Ekonomi Kreatif: Peluang Emas Generasi Muda Indonesia untuk Masa Depan0
- Kaltara Susun Roadmap 20 Tahun, Bappeda Fokuskan Ekonomi Hijau dan Inklusif0
Ia menambahkan, tidak semua kenaikan harga terjadi instan. Namun, jika kurs ringgit bertahan di level tinggi, harga barang asal Malaysia di Nunukan akan terdongkrak permanen.
Sementara itu, pengamat ekonomi Bersama Institute, Mega, menilai fenomena ini mencerminkan rapuhnya ketahanan ekonomi masyarakat perbatasan.
“Selama harga sembako Nunukan masih dipengaruhi kurs ringgit, berarti kedaulatan ekonomi kita belum berdiri kokoh. Ketergantungan ini harus diputus dengan strategi besar,” ujarnya.
Mega menilai, akar masalah ada pada rantai logistik. Distribusi barang dari Malaysia jauh lebih efisien dibanding pasokan dari dalam negeri. Oleh karena itu, operasi pasar semata tidak cukup untuk meredam gejolak. Pemerintah perlu menyiapkan langkah jangka panjang, termasuk membangun industri pengolahan berbasis sumber daya lokal agar harga kebutuhan pokok tidak sepenuhnya dikendalikan kurs ringgit.