TIDUR bukan hanya waktu istirahat, tapi juga momen penting bagi tubuh untuk memulihkan fungsi organ vital, termasuk jantung. Saat seseorang tidur cukup dan teratur, tekanan darah, metabolisme, serta fungsi kardiovaskular dapat tetap seimbang.

Namun di era modern, kebiasaan tidur larut malam atau begadang semakin umum terjadi—baik karena tuntutan pekerjaan maupun kebiasaan bermain gawai hingga lewat tengah malam. Penelitian terbaru bahkan menunjukkan bahwa bukan hanya durasi tidur, melainkan waktu tidur juga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan jantung.

Tidur Terlambat Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Frontiers mengungkapkan bahwa orang yang rutin tidur setelah pukul 00.00 pada hari kerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tidur lebih awal.

Baca Lainnya :

• Polres Tarakan Dorong Ketahanan Pangan Lewat Budidaya Jagung Pipil0
• Ilmuwan BRIN Jelaskan Isu Air Aqua dari Sumur Bor dan Risiko Longsor, Ini Faktanya0
• 144 Penyakit Tak Bisa Ditangani di IGD, RSUD Tarakan Soroti Kesiapan Puskesmas0
• Pemprov Kaltara Perkuat Langkah Atasi Lonjakan Stunting0
• 13 Kasus Karhutla Terjadi di Tarakan, BPBD Perkuat Kapasitas Tim TRC PB0

Penelitian ini menyoroti bahwa waktu tidur yang terlambat dapat mengacaukan ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun, tekanan darah, detak jantung, serta kadar hormon.

“Jantung dan pembuluh darah mengikuti pola alami ini—aktif di siang hari dan beristirahat di malam hari. Saat seseorang begadang, mereka secara tidak langsung memaksa sistem kardiovaskular bekerja di luar ritme normalnya,” tulis para peneliti dalam laporan tersebut.

Gangguan jangka panjang terhadap pola ini membuat jantung bekerja lebih keras, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko gangguan pembuluh darah.

Data Penelitian: Risiko Naik hingga 63 Persen

Riset ini melibatkan 4.576 orang dewasa dalam program Sleep and Heart Health Study, yang diamati selama lebih dari satu dekade. Para peserta diminta mencatat kebiasaan tidur mereka, baik di hari kerja maupun akhir pekan.

Waktu tidur dibagi ke dalam empat kategori:

• Sebelum pukul 22.00

• Antara 22.01–23.00

• Antara 23.01–00.00

• Setelah tengah malam

Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang terbiasa tidur setelah tengah malam di hari kerja memiliki risiko serangan jantung sekitar 63 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidur antara pukul 22.01–23.00.

Menariknya, tidur terlalu awal—sebelum pukul 22.00—juga dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko, membentuk pola berbentuk U di mana dua ekstrem waktu tidur cenderung kurang baik bagi jantung.

Mengapa Begadang Berbahaya bagi Jantung?

Ada beberapa alasan ilmiah di balik bahaya begadang terhadap jantung:

1. Penurunan produksi melatonin.
   Hormon ini berperan menjaga tekanan darah tetap stabil dan membantu memperbaiki pembuluh darah saat tidur. Kurang tidur menghambat produksinya.

2. Kualitas tidur menurun.
   Begadang sering diikuti dengan tidur yang pendek dan tidak nyenyak, mengurangi waktu pemulihan alami tubuh.

3. Kebiasaan tidak sehat.
   Orang yang begadang cenderung makan larut malam, kurang bergerak, dan terpapar cahaya biru dari layar ponsel atau komputer yang mengganggu jam biologis tubuh.

4. Peningkatan hormon stres.
   Tidur tidak teratur dapat meningkatkan kadar kortisol, mengganggu metabolisme glukosa, dan mempercepat proses peradangan pada pembuluh darah.

Kombinasi faktor tersebut dalam jangka panjang dapat merusak dinding arteri, mempercepat pembentukan plak kolesterol, dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Tidur Tepat Waktu adalah Investasi Kesehatan

Para peneliti menegaskan bahwa menjaga konsistensi waktu tidur—tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari—merupakan langkah sederhana namun efektif untuk melindungi jantung.

Selain cukup tidur selama 7–8 jam per malam, tidur di waktu yang selaras dengan ritme alami tubuh (sekitar pukul 22.00–23.00) dapat membantu menjaga tekanan darah, menstabilkan hormon, dan memperkuat fungsi jantung.

Dengan kata lain, begadang bukan sekadar kebiasaan buruk, tetapi bisa menjadi ancaman nyata bagi kesehatan jantung di masa depan.