- ALTI Kaltara Fokus Cetak Atlet Trail Berbakat untuk Harumkan Nama Daerah
- Ribuan Pelari dan 32 Guru Besar Meriahkan wondr ITB Ultra Marathon 2025
- Produksi Jagung Kaltara Kuartal III 2025 Capai 83,55 Ton, Polda Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- GEMA Tarakan Bersatu Kecewa atas Jawaban Pertamina EP Tarakan Field Terkait Transparansi CSR
- IHSG Sepekan Naik 0,60 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Sentuh Rp14.888 Triliun
- Ekonomi Kreatif: Peluang Emas Generasi Muda Indonesia untuk Masa Depan
- Kaltara Susun Roadmap 20 Tahun, Bappeda Fokuskan Ekonomi Hijau dan Inklusif
- Usai Periksa Filianingsih, KPK Buka Peluang Panggil Pimpinan BI Lainnya Terkait Korupsi Dana CSR
- ASN Tarakan Diingatkan, Jabatan Bisa Hilang Jika Langgar Aturan
- DPRD Nunukan Desak PLBN Sebatik Segera Difungsikan, Warga Keluhkan Mobilitas Terhambat
Pemprov Kaltara Perkuat Langkah Atasi Lonjakan Stunting
Prevalensi naik 0,2 persen, pemerintah fokus intervensi gizi ibu dan anak serta distribusi program ke wilayah terpencil

TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara menaruh perhatian serius terhadap kenaikan angka stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan. Dalam laporan tersebut, prevalensi stunting di Kaltara tercatat 17,6 persen, meningkat 0,2 persen dibanding tahun sebelumnya yang berada di angka 17,4 persen.
Kepala Bappeda dan Litbang Kaltara, Bertius, menegaskan bahwa kenaikan kecil ini menjadi alarm penting agar penanganan dilakukan lebih cepat dan terarah. “Sesuai arahan gubernur, kita sedang menyusun langkah berbasis data survei untuk menentukan segmen prioritas yang membutuhkan intervensi segera,” ujarnya, Minggu (21/9).
Menurut Bertius, fokus utama pemerintah ada pada pencegahan sejak dini, terutama pemenuhan gizi ibu hamil dan anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Intervensi tersebut diyakini mampu menekan risiko stunting secara signifikan.
Baca Lainnya :
- Bulungan Catat Pertumbuhan Ekonomi 5,54 Persen, Tertinggi di Kaltara0
- Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Tarakan Masih Perlu Kajian Mendalam0
- 13 Kasus Karhutla Terjadi di Tarakan, BPBD Perkuat Kapasitas Tim TRC PB0
- DPRD Nunukan Desak Pemerintah Pusat Segera Operasikan PLBN Sebatik0
- Pidato Prabowo di PBB: Antara Harapan Besar dan Ujian Diplomasi Indonesia0
Namun, pemerintah menghadapi sejumlah hambatan. Kondisi geografis Kaltara yang sebagian besar terdiri dari wilayah terpencil membuat distribusi program gizi dan layanan kesehatan tidak mudah. Selain itu, ada juga warga luar Kaltara yang masuk dalam data penduduk sehingga memengaruhi angka prevalensi stunting.
Meski demikian, Pemprov Kaltara memastikan anggaran khusus stunting tetap dialokasikan setiap tahun, mengingat isu ini juga menjadi prioritas nasional. “Penanganan stunting tidak hanya urusan daerah, tetapi juga bagian dari komitmen nasional. Dengan kerja sama lintas sektor dan peran aktif masyarakat, kami optimistis angka stunting bisa kembali ditekan,” tambah Bertius.
Pemprov menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, prevalensi stunting di Kaltara dapat terus menurun sehingga anak-anak di daerah perbatasan mampu tumbuh lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing.