- Ibrahim Ali Terima Anugerah Dwija Praja Nugraha 2025 atas Komitmen Pendidikan di Tana Tidung
- OJK Ingatkan Anak Muda Bijak Menggunakan Produk Keuangan Digital dan Kripto
- PLN Kerahkan 500 Petugas Pulihkan Listrik Aceh Pascabencana Banjir dan Longsor
- Produksi Beras Nunukan 2025 Diproyeksikan Turun 12 Persen, Puncak Panen Bergeser
- Pelunasan Haji 2026 Baru 0,95 Persen, BSI Catat Pelunasan Tertinggi
- APBD Bulungan 2026 Turun 13,33 Persen, Pemkab Prioritaskan Pendidikan dan Kesehatan
- Dampak Awal Bencana terhadap Ekonomi di Sumatera
- Perekonomian Kalimantan Utara tahun 2025 menunjukkan tren positif
- DPRD Kaltara Desak Perbaikan Lampu Lalu Lintas untuk Cegah Kecelakaan
- Pengajuan Surat Izin Praktek Perawat Mendominasi di Tarakan
Nunukan Fokus Perkuat Fondasi Sistem Kesehatan Daerah Perbatasan
Nunukan Fokus Perkuat Fondasi Sistem Kesehatan Daerah Perbatasan

NUNUKAN — Upaya peningkatan layanan kesehatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terus bergerak menuju fase yang lebih strategis. Alih-alih hanya menyoroti program-program yang sudah berjalan, Pemerintah Kabupaten Nunukan kini menegaskan perlunya membangun fondasi sistem kesehatan yang kokoh, terutama untuk menjawab tantangan jangka panjang di kawasan perbatasan.
Perhatian ini muncul seiring tingginya dinamika sosial-ekonomi di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia, yang membuat kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin kompleks. Bupati Nunukan, Irwan Sabri, melihat bahwa transformasi kesehatan tidak bisa hanya berbasis program tahunan, tetapi harus berpijak pada pembenahan sistem yang menyentuh hingga akar permasalahan.
Penataan Sistem Kesehatan Jadi Fokus Utama
Dalam arahannya, Irwan menekankan bahwa transformasi layanan kesehatan perlu digerakkan melalui penguatan struktur layanan primer. Puskesmas, Posyandu, dan fasilitas kesehatan tingkat pertama disebut sebagai benteng pertama yang harus diperkuat untuk mendeteksi berbagai ancaman kesehatan secara cepat dan merata.
Baca Lainnya :
- Penguatan Ekonomi Daerah: Kaltara Tuntaskan Raperda Penanaman Modal Akhir Tahun Ini0
- Transformasi Layanan Kesehatan: RSUD Akhmad Berahim Jadi Proyek Terbesar Kemenkes di Kaltara0
- Kontribusi Sektor Perikanan Tarakan Masih Minim terhadap Pertumbuhan Ekonomi0
- Benuanta Fest 2K25 Jadi Ajang Penguatan UMKM dan Ekonomi Kreatif Kaltara0
- AFTECH–Perbanas Perkuat Kolaborasi untuk Perluas Akses Kredit Nasional dan Inklusi Keuangan0
“Kita bicara tentang kesiapan jangka panjang. Layanan primer adalah pondasi. Tanpa itu, rujukan akan kewalahan, masyarakat terlambat terdeteksi, dan efeknya bisa panjang,” ujar Irwan dalam pernyataannya pada Jumat (14/11/2025).
Ia menilai bahwa ketimpangan akses layanan kesehatan di pulau-pulau terluar Nunukan masih menjadi pekerjaan utama. Pemerataan tenaga kesehatan kompeten, ketersediaan sarana medis, hingga peningkatan kapasitas fasilitas rujukan harus terus dipercepat.
Tantangan Baru: Pergeseran Pola Penyakit di Kawasan Perbatasan
Pemerintah daerah juga mencermati tren penyakit yang kini tak lagi sepenuhnya didominasi penyakit menular. Stunting, hipertensi, diabetes, dan gangguan kesehatan kronis lain terus meningkat di masyarakat perbatasan — kondisi yang menandakan adanya pergeseran pola kesehatan seiring perubahan gaya hidup.
“Permasalahannya bukan hanya soal penyakit, tapi soal pola hidup. Masyarakat kita sedang menghadapi transisi epidemiologi,” kata Irwan.
Karena itu, pemerintah mendorong agar edukasi kesehatan, perilaku hidup bersih, serta deteksi dini diperluas hingga tingkat keluarga. Pendekatan preventif disebut akan menjadi investasi kesehatan jangka panjang dalam menyiapkan generasi menuju Indonesia Emas 2045.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Penentu Keberhasilan
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang banyak bertumpu pada fasilitas kesehatan, Irwan menekankan bahwa transformasi kesehatan memerlukan sistem kolaboratif. Pemerintah daerah, tenaga medis, organisasi masyarakat, akademisi, dan dunia usaha disebut harus terlibat dalam satu kerangka kerja terpadu.
“Transformasi kesehatan bukan kerja satu institusi. Kita butuh gotong royong. Kesehatan itu tumbuh dari lingkungan, dari disiplin keluarga, dari dukungan banyak pihak,” tegasnya.
Berbagai program nasional yang telah masuk ke Nunukan — seperti pemeriksaan kesehatan gratis, skrining TBC, serta pembangunan sarana kesehatan — dinilai menjadi penggerak awal, namun perlu ditopang oleh kolaborasi yang lebih luas agar manfaatnya berkelanjutan.
Arah Baru: Layanan Kesehatan yang Adaptif dan Inklusif
Pemerintah Kabupaten Nunukan berharap transformasi yang sedang berjalan bukan hanya menghasilkan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga sistem layanan yang inklusif, adaptif, dan mudah dijangkau oleh warga tanpa terkecuali.
Akses kesehatan bagi masyarakat perbatasan, termasuk komunitas suku-suku lokal dan penduduk di wilayah pulau terpencil, menjadi salah satu tujuan utama.
“Pada akhirnya, tujuan kita sederhana: masyarakat Nunukan yang lebih sehat, produktif, dan siap bersaing,” tutup Irwan.
Dengan pendekatan yang lebih menyeluruh, Pemkab Nunukan menempatkan transformasi kesehatan sebagai investasi strategis jangka panjang — bukan hanya untuk menghadapi tantangan hari ini, tetapi untuk membangun masa depan wilayah perbatasan yang tangguh dan kompetitif.











