TARAKAN – Upaya mewujudkan swasembada pangan di Kalimantan Utara terus bergerak. Kota Tarakan resmi mendapat program cetak sawah baru dari Kementerian Pertanian. Dari total lahan 347 hektar yang diajukan, hanya 202 hektar yang dinyatakan layak dan siap ditanami padi.

Wali Kota Tarakan, Khairul, menjelaskan proses penentuan lahan melibatkan penelitian dari Universitas Mulawarman (UNMUL). Tim ahli meninjau kelayakan tanah hingga ketersediaan sistem irigasi agar sawah baru dapat produktif.

“Dari hasil kajian UNMUL, lahan yang kita siapkan dianggap layak. Mulai dari kualitas tanah sampai kesiapan air sudah diperhitungkan. Saat ini kita kebut pengerjaan agar bisa mendukung Pekan Daerah KTNA Kaltara,” kata Khairul, Selasa (30/9/2025).

Baca Lainnya :

• APBD Tana Tidung Biayai Penyaluran Bansos untuk 350 Lebih Keluarga Penerima Manfaat0
• Mentan dan DPD RI Hasan Basri Dorong Kaltara Jadi Lumbung Pangan Baru Indonesia0
• Mentan Dorong Tarakan Siapkan Lahan Perkebunan Kopi dan Kelapa0
• Mentan Andi Amran Tiga Hari Kunjungi Kaltara, Berikut Rangkaian Agendanya0
• APBD 2025, Pemprov Kaltara Percepat Belanja Modal0

Dari lahan 202 hektar tersebut, diperkirakan mampu menghasilkan hingga 600 ton beras. Saat ini sudah dilakukan penanaman perdana sekitar enam hektar. Khairul menambahkan, pelaksanaan program juga melibatkan TNI AD melalui Kodim, sesuai arahan dari pemerintah pusat.

“Kalau sesuai hitungan, panen nanti bisa mencapai ratusan ton. Mudah-mudahan ini jadi tonggak awal kemandirian pangan di Tarakan,” ujarnya.

Selain membuka sawah, pemerintah daerah juga tengah mengupayakan akses jalan menuju lokasi persawahan. Jalur tersebut diharapkan terkoneksi dengan proyek jalan ring road Juata – Pantai Amal yang saat ini digarap pemerintah provinsi.

“Sinergi antara jalan provinsi dan cetak sawah sangat penting. Dengan begitu distribusi hasil panen lebih mudah,” jelasnya.

Ke depan, Pemkot Tarakan juga menyiapkan lahan untuk program perkebunan kakao, kopi, kelapa dalam, serta pengembangan sektor peternakan. Langkah ini ditujukan agar lahan tidur bisa lebih produktif dan mendukung program nasional.

“Daripada lahan dibiarkan menganggur, lebih baik kita manfaatkan untuk pangan dan perkebunan. Harapannya, program ini bisa terus berkelanjutan,” pungkas Khairul.(*)