- Ibrahim Ali Terima Anugerah Dwija Praja Nugraha 2025 atas Komitmen Pendidikan di Tana Tidung
- OJK Ingatkan Anak Muda Bijak Menggunakan Produk Keuangan Digital dan Kripto
- PLN Kerahkan 500 Petugas Pulihkan Listrik Aceh Pascabencana Banjir dan Longsor
- Produksi Beras Nunukan 2025 Diproyeksikan Turun 12 Persen, Puncak Panen Bergeser
- Pelunasan Haji 2026 Baru 0,95 Persen, BSI Catat Pelunasan Tertinggi
- APBD Bulungan 2026 Turun 13,33 Persen, Pemkab Prioritaskan Pendidikan dan Kesehatan
- Dampak Awal Bencana terhadap Ekonomi di Sumatera
- Perekonomian Kalimantan Utara tahun 2025 menunjukkan tren positif
- DPRD Kaltara Desak Perbaikan Lampu Lalu Lintas untuk Cegah Kecelakaan
- Pengajuan Surat Izin Praktek Perawat Mendominasi di Tarakan
DPPP Tana Tidung Fokus Optimalkan Lahan Sawah, Targetkan Panen Hingga Tiga Kali Setahun

TANA TIDUNG – Pemerintah Kabupaten Tana Tidung (KTT) melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DPPP) terus berupaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Salah satu langkah strategis yang kini dijalankan adalah program optimalisasi lahan sawah seluas 300 hektare yang bekerja sama dengan TNI.
Kepala DPPP Tana Tidung, Rudi, mengatakan program ini difokuskan pada pemanfaatan lahan eksisting guna meningkatkan luas tambah tanam dan indeks pertanaman.
“Saat ini kita masih fokus mengoptimalkan lahan sawah yang ada dengan dukungan TNI. Luasannya sekitar 300 hektare, dan kita sedang maksimalkan peningkatan luas tanamnya,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Ia menjelaskan, Kabupaten Tana Tidung belum mengajukan program cetak sawah baru seperti daerah lain karena sebagian besar wilayah masih berupa kawasan hutan, sementara sumber daya manusia (SDM) di kelompok tani banyak yang berusia lanjut.
Baca Lainnya :
- Dinas Kehutanan Kaltara Tegaskan Komitmen Kelola Dana Reboisasi Secara Akuntabel0
- Infrastruktur Minim, Jadi Sorotan dalam Evaluasi Pembangunan Kawasan Perbatasan Malinau0
- Pendapatan Bulungan Turun, Bupati Syarwani Dorong Efisiensi dan Inovasi PAD0
- Pusat Kebudayaan Nusantara Akan Dibangun di IKN, Berdiri di Atas Lahan 33,38 Hektar0
- Karya Kreatif Benuanta 2025 Bukukan Transaksi Rp3,49 Miliar, Perkuat Ekosistem UMKM Digital KALTARA0
“Untuk cetak sawah baru memang belum kita usulkan. Selain faktor kawasan hutan, banyak anggota kelompok tani kita yang sudah berusia lanjut, sehingga lebih realistis fokus ke optimalisasi,” jelasnya.
Melalui program tersebut, indeks pertanaman (IP) yang sebelumnya hanya satu kali panen per tahun ditargetkan meningkat menjadi dua hingga tiga kali panen dalam setahun. “Kami ingin IP meningkat dari satu kali menjadi dua atau bahkan tiga kali tanam per tahun,” tambah Rudi.
Beberapa daerah di Kalimantan Utara seperti Tarakan dan Bulungan memang sudah mengajukan program cetak sawah. Namun, DPPP Tana Tidung memilih menunggu hasil pelaksanaan di daerah tersebut sebelum melakukan pemetaan potensi lahan baru.
“Setelah melihat hasil dari daerah lain, baru kita akan mapping lahan-lahan yang potensial untuk dicetak,” terangnya.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi pertanian, DPPP Tana Tidung juga telah membentuk Brigade Pangan, yang dilengkapi peralatan dan sarana modern dari Kementerian Pertanian.
“Brigade pangan ini dibentuk untuk mempercepat penerapan teknologi pertanian modern di tingkat petani. Mereka akan membantu pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama, hingga perbaikan sistem irigasi,” papar Rudi.
Ia berharap kehadiran Brigade Pangan dapat menjadi motor penggerak transformasi pertanian di Tana Tidung. “Kelompok tani yang masih tradisional bisa belajar dari brigade pangan agar produktivitasnya meningkat,” ujarnya.
Saat ini, total luas sawah di Tana Tidung mencapai sekitar 450 hektare, terdiri dari sawah irigasi dan sawah lahan kering. Sawah lahan kering umumnya hanya bisa ditanam sekali setahun karena menyesuaikan kondisi iklim dan gangguan hama, seperti burung dan tikus.
“Biasanya petani menanam pada bulan September atau Oktober dan panen di Februari atau Maret. Itu waktu paling aman dari serangan hama,” jelasnya.
Sementara itu, sawah irigasi diharapkan mampu mencapai dua hingga tiga kali panen per tahun dengan dukungan alat pertanian modern. “Targetnya satu hektare bisa menghasilkan di atas empat ton gabah kering giling,” tambahnya.
Selain peningkatan produksi, pemerintah daerah juga memfasilitasi pemasaran hasil panen melalui kerja sama dengan Bulog dan program Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Pemerintah telah menyiapkan jalur pemasaran, baik melalui Bulog maupun program GPM. Dengan begitu, hasil panen petani bisa terserap dengan baik,” pungkas Rudi.











