JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan pada pengeluaran riil per kapita masyarakat Indonesia pada tahun 2025, yang kini mencapai Rp12.802.000 per tahun. Angka ini naik Rp461.000 dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan daya beli masyarakat terus membaik.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menjelaskan bahwa jika dibagi rata per bulan, pengeluaran riil per kapita masyarakat Indonesia mencapai Rp1.066.833.

“Pengeluaran riil per kapita penduduk Indonesia tahun 2025 sebesar Rp12,80 juta per tahun, meningkat Rp461 ribu dari tahun 2024,” ujar Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/11).

Baca Lainnya :

• Prabowo Dorong Kolaborasi Antar-Lembaga untuk Perkuat Fondasi Ekonomi Nasional0
• Ekonomi Kaltara Tumbuh 4,61 Persen di Triwulan III, Konstruksi Jadi Penopang Utama0
• Kaltara Catat Kinerja Ekonomi Positif, BPS Ungkap Pertumbuhan Stabil0
• Inflasi Rendah, Nunukan Bukti Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi Daerah0
• Pendapatan Bulungan Turun, Bupati Syarwani Dorong Efisiensi dan Inovasi PAD0

BPS menjelaskan bahwa pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan merupakan rata-rata konsumsi penduduk berdasarkan harga konstan tahun 2012 dengan wilayah acuan Jakarta Selatan.

Selama periode 2020–2025, pengeluaran riil per kapita meningkat Rp1,79 juta, dengan rata-rata kenaikan Rp357.800 per tahun.

IPM Indonesia Capai 75,90, Masuk Kategori Tinggi

Kenaikan pengeluaran riil ini turut mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Tahun 2025, IPM tercatat mencapai 75,90, naik 0,88 poin dibandingkan tahun 2024 yang berada di angka 75,02.

Edy menyebutkan, peningkatan IPM ini merupakan tren positif yang terus berlanjut sejak 2020.

Jika dilihat dari komponennya, Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir pada 2025 mencapai 74,47 tahun, yang berarti rata-rata bayi yang lahir tahun ini diperkirakan akan hidup hingga usia tersebut.

Selain itu, rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk berusia 25 tahun ke atas mencapai 9,07 tahun, setara dengan kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Sementara harapan lama sekolah (HLS) mencapai 13,30 tahun. Artinya, anak usia 7 tahun di Indonesia diperkirakan dapat menempuh pendidikan hingga setara kuliah di tahun kedua,” jelas Edy.

Peningkatan IPM ini menandakan keberhasilan pemerintah dalam memperbaiki akses pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.