- Disdikbud Bulungan Siap Bangun Ulang SDN 012 Tanjung Buka Lewat Skema Swakelola
- KMP Selumit Ajukan Rp500 Juta Demi Tingkatkan Produksi Pupuk Organik
- Adyansa Terpilih Pimpin HIPMI Tarakan 2025–2028, Wali Kota Dukung Peran Pengusaha Muda
- Presiden Resmikan 80 Ribu Koperasi Merah Putih, Bupati Tana Tidung: Gerakan Nyata Ekonomi dari Desa
- Beasiswa Kaltara Unggul: Ribuan Daftar, Hanya Ratusan Lolos Verifikasi
- Harga Rumput Laut Naik, Perusda Nunukan Siapkan Ekspansi Pasar ke Malaysia
- Edukasi Cegah Kekerasan Seksual, Polres Nunukan Sasar Sekolah Dasar
- Bantuan Starlink Perkuat Arah Digitalisasi Layanan Publik di Bulungan
- Bantuan Pangan Resmi Disalurkan di Tarakan, Setiap NIK Terima 20 Kilogram Beras
- Musrenbang RPJMD Kota Tarakan 2025–2029 Dimulai, Wali Kota Sebut sebagai Langkah Strategis Pembangun
Presiden Prabowo Tuai Pujian atas Keberhasilan Negosiasi Tarif Ekspor dengan Amerika
Dunia Industri Sambut Baik Kesepakatan Dagang RI-AS yang Dinilai Perkuat Ekspor Nasional

Keterangan Gambar : Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang, tampil sebagai pembicara dalam agenda yang digelar.
Jakarta – Dunia industri Indonesia memberikan penghargaan tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto atas keberhasilannya dalam menjalin kesepakatan tarif ekspor dengan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global, khususnya Amerika.
Kebijakan tarif baru tersebut diumumkan langsung oleh Presiden AS, Donald Trump, melalui platform Truth Social dan akun resmi Instagram White House. Trump menyatakan bahwa kesepakatan dicapai melalui komunikasi langsung antara dirinya dan Presiden Prabowo.
Pujian atas langkah diplomasi ekonomi ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Menurutnya, capaian tersebut mencerminkan kepemimpinan kuat Presiden Prabowo dalam melindungi dan memajukan sektor industri nasional di tengah dinamika perdagangan global.
Baca Lainnya :
“Keberhasilan ini menunjukkan komitmen Presiden dalam memperjuangkan kepentingan industri dalam negeri,” ujar Agus di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Agus menjelaskan bahwa struktur tarif hasil negosiasi memberikan keuntungan kompetitif bagi Indonesia dibanding negara produsen lain. Hal ini diyakini akan memperluas akses produk nasional ke pasar ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di mata mitra dagang internasional.
Ia menambahkan, penyesuaian tarif ini akan berdampak langsung pada peningkatan kapasitas produksi di sektor manufaktur dan membuka peluang baru untuk produk-produk unggulan Indonesia.
“Tarif baru dari Amerika terhadap barang-barang kita akan mendorong utilisasi industri nasional secara lebih optimal,” jelasnya.
Selain itu, dampak positif lainnya diprediksi muncul dalam bentuk perluasan lapangan kerja serta penguatan struktur industri yang lebih tangguh dan terintegrasi.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sebanyak 20 persen dari total output sektor manufaktur Indonesia ditujukan untuk ekspor. Dari angka itu, sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat.
Selama tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke AS tercatat mencapai 26,31 miliar dolar AS atau sekitar 9,94 persen dari total ekspor nasional sebesar 264,7 miliar dolar AS.
Sementara itu, tingkat utilisasi sektor industri tercatat 65,3 persen pada 2024, menandakan masih terbukanya ruang peningkatan kapasitas produksi sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tarif tersebut.
Indonesia juga berhasil mempertahankan surplus neraca perdagangan dengan AS senilai 14,34 miliar dolar AS pada tahun yang sama. Angka tersebut mewakili hampir setengah dari total surplus perdagangan nasional.
Sektor industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki diperkirakan menjadi kelompok yang paling cepat menerima manfaat dari kesepakatan ini.
“Kesepakatan ini secara langsung akan memperluas penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor strategis,” kata Agus, menegaskan bahwa arah kebijakan Presiden Prabowo sangat berdampak pada upaya memperkuat industri nasional.
Tak hanya dengan AS, pelaku industri juga menyambut baik kemajuan dalam negosiasi perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang akan membuka jalan bagi produk nasional menembus pasar Eropa dengan lebih kompetitif.
“IEU-CEPA sangat penting untuk mengakselerasi ekspor produk manufaktur kita ke Eropa,” ungkap Agus. Ia menilai perjanjian ini sebagai momentum penting dalam memperkuat daya saing manufaktur Indonesia di kancah internasional.
Dengan dua kesepakatan besar ini, Agus menyatakan bahwa Presiden Prabowo mencetak sejarah sebagai pemimpin yang mampu mendorong kebangkitan industri nasional secara nyata dan terukur.
“Kami percaya sektor manufaktur Indonesia akan menjadi lebih kuat, mandiri, dan siap bersaing di tingkat global,” pungkasnya, sambil menyatakan keyakinannya bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2029 akan dapat dicapai melalui strategi ini.