- Job Fair Bulungan 2025: PT Kalimantan Aluminium Industry Buka Lowongan Kerja Gelombang 1
- Ribuan Barang Selundupan Dimusnahkan, Bea Cukai Nunukan Cegah Kerugian Negara Ratusan Juta Rupiah
- Optimalisasi Pajak Daerah, Pemprov Kaltara Pacu Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota
- Panen 27 Kilogram Tomat, Lapas Nunukan Jadi Contoh Ketahanan Pangan Berbasis Pembinaan
- Stabilkan Pasokan Energi, PLN dan Kayan LNG Operasikan Fasilitas Regasifikasi di Tarakan
- Dana HUT Dialihkan, Pemkab Nunukan Salurkan Bantuan Sosial Rp2,4 Miliar
- Pemkab Bulungan Jadikan Masukan Publik sebagai Arah Perbaikan Kebijakan Daerah
- Tingkat Kemiskinan Bulungan Turun Jadi 8,76 Persen, Bupati: Tantangan Belum Selesai
- Dukung Ekonomi Berkeadilan, Bulungan Tetapkan UMKM Inklusif Ramah Disabilitas (BIRD)
- Tak Sekadar Penerangan, Kaltara Terang Hidupkan UMKM di Desa Linsayun
Panen 27 Kilogram Tomat, Lapas Nunukan Jadi Contoh Ketahanan Pangan Berbasis Pembinaan
Lewat program urban farming, warga binaan Lapas Nunukan buktikan bisa mandiri dan produktif di tengah keterbatasan.

Keterangan Gambar : ilustrasi
NUNUKAN – Upaya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Nunukan kini tak hanya dijalankan oleh pemerintah daerah, tetapi juga oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nunukan. Melalui program pertanian produktif berbasis pembinaan, Lapas ini berhasil mencatat panen tomat segar sebanyak 27 kilogram, setelah sebelumnya sukses memanen berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, dan sawi.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Urban Farming yang digagas oleh Seksi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja (Binadik dan Giatja). Program ini tidak hanya berfokus pada produksi pangan, tetapi juga menjadi media pembinaan kemandirian dan pelatihan keterampilan bagi warga binaan.
Kepala Lapas Nunukan, Puang Dirham, menjelaskan bahwa aktivitas pertanian di lingkungan Lapas bukan sekadar kegiatan pengisi waktu, melainkan sarana pembentukan karakter dan peningkatan kemampuan hidup mandiri.
Baca Lainnya :
- Kasus Kekerasan Anak di Nunukan Kian Mengkhawatirkan, DPRD Serukan Pengawasan Keluarga Diperketat0
- Semangat Belajar di Balik Jeruji, 21 Warga Binaan Lapas Nunukan Ikuti Paket A0
- Perpani Kaltara Gelar Seleksi Akhir Atlet Panahan Menuju Kejurnas Bali 20250
- Hacker Bjorka Ditangkap di Sulut, Terungkap Jejak Digital dan Sepak Terjang WFT (22)0
- Magang Nasional Dibuka 15 Oktober 2025, Kuota 20 Ribu Fresh Graduate!0
“Kami ingin menanamkan nilai kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab melalui kegiatan pertanian ini. Hasil panen tomat ini adalah bukti bahwa warga binaan bisa produktif dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan,” ujar Puang Dirham, Selasa (14/10).
Meski memiliki lahan terbatas, pihak Lapas tetap berinovasi dengan menerapkan konsep pertanian perkotaan (urban farming). Lahan sempit di sekitar area Lapas disulap menjadi kebun produktif yang menanam komoditas hortikultura seperti tomat, cabai, bayam, dan sawi.
Sebagian hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur Lapas, sementara sebagian lainnya dijual secara terbatas kepada masyarakat sekitar dengan harga terjangkau.
“Kami ingin menunjukkan bahwa setiap lahan harus berdaya, dan setiap warga binaan harus punya harapan. Melalui pertanian, mereka tidak hanya belajar bercocok tanam, tapi juga menanam masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Program ini dinilai efektif tidak hanya dalam mendukung ketahanan pangan lokal, tetapi juga memberikan nilai ekonomi tambahan bagi Lapas dan lingkungan sekitar. Selain itu, kegiatan ini menjadi sarana pembinaan yang berkelanjutan bagi warga binaan agar memiliki keterampilan saat kembali ke masyarakat.
“Lapas Nunukan akan terus berinovasi dan menjadi bagian dari penggerak pertanian lokal. Kami berharap, keterampilan yang mereka peroleh di sini bisa menjadi bekal hidup setelah bebas nanti,” pungkas Puang Dirham.